Wednesday, August 29, 2007

Para Korban Kekejaman Jepang di Mandor









































































Posting By Tanto Yakobus/Borneo Tribune
Foto By Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune
Read More....

Monday, August 27, 2007

Korban Kekejaman Jepang di Mandor











Foto-Foto By Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune




Posting By Tanto Yakobus/Borneo Tribune
Read More....

Korban Tragedi Mandor














































































Foto-Foto By Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune
Posting By Tanto Yakobus/Borneo Tribune














Read More....

Wajah Para Korban Kekejaman Jepang di Mandor


Foto-foto: By Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune




































Read More....

Para Korban Peristiwa Mandor






















Nah, inilah wajah-wajah korban pembantai tentara Jepang di Mandor yang dikenal dengan peristiwa Mandor. Peristiwa ini terjadi selama tahun 1943 sampai dengan 28 Oktober 1944. Dan Jepang masih berkuasa sampai dengan 9 Agustus 1945, sebelum kalah dari tentara Sekutu.
Posting by Tanto Yakobus/Borneo Tribune
Foto-Foto By Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune
Read More....

Wednesday, August 22, 2007

Kabar Baik dari Makam Juang Mandor


Pada tanggal 11 Agustus 2007 ini, saya sempat mengunjungi Kompleks Pemakaman Juang Mandor, sekedar melihat situasi dan bertegur sapa dengan Pak Samad--sang penjaga Makam, ternyata ada perkembangan yang positif di kompleks Makam Juang Mandor ini.

Pagi pukul 08.00 WIB, saya berangkat menuju ke Mandor, tujuan saya adalah mengunjungi Makam Juang Mandor, namun sebelumnya saya pergi ke pasar Mandor, di belakang pasar ini ada situs makam Lo Pong Pak--tokoh legendaris di balik berdirinya kongsi Lan Fang--yang namanya pernah tercatat sebagai pendiri sistim pemerintahan berbentuk Republik--konon pertama di dunia. 10 tahun sebelum Amerika Serikat di dirikan.
Lokasi Republik pertama itu tepatnya di Kalimantan Barat, setelah tokoh ini meninggal dan di makamkan secara rahasia dan kemudian dibuat beberapa makam palsu yang menyebar di beberapa wilayah di Kalimantan Barat ini.
Hal ini di lakukan untuk menghindari pembongkaran makam oleh orang yang memburu harta karun yang diyakini turut dimakamkan bersama jasad Lo Fong Pak. Salah satu makam ini terdapat di Mandor yang ditandai dengan sebuah tugu yang keempat sisinya terdapat prasasti bertuliskan aksara kanji. Makam ini pernah dibongkar dan isinya sebuah peti mati kosong.
Nah kedatangan saya kali ini ke situs tersebut adalah untuk memotret tulisan ini untuk kemudian nantinya minta bantuan orang yang bisa membaca tulisan ini untuk membantu menterjemahkan isinya. Tak ada maksud lain selain sekedar ingin tahu saja apa makna yang tersirat dalam prasasti yang terpasang di keempat sisi tugu tersebut.

Selesai melakukan pemotretan dan kemudian menghabiskan waktu sekitar 1 jam untuk mengamati serta mengambil foto berbagai tumbuhan yang terdapat di sekitar lokasi makam ini, saya kemudian menuju kompleks Makam Juang Mandor yang letaknya sekitar 300 meter dari Pasar Mandor, kearah Pontianak.

Saya memang selalu menyempatkan hadir sejenak di kompleks pemakaman Mandor ini jika kebetulan melintasi daerah ini, sekedar mengetahui perkembangan yang ada dan bertegur sapa dengan Pak Samad, penjaga dan sekaligus juru kuncinya Makam Juang Mandor ini. Memang ada hubungan yang unik antara kami, karena kesamaan hobby pada koleksi tanaman hias asli Kalbar antara lain anggrek alam, kantong semar juga karena adanya keperdulian terhadap Kompleks Makam Juang Mandor ini sendiri. Nah disinilah titik temu diantara kami, beliau sudah saya anggap sebagai orangtua sendiri.

Mobil saya perlahan memasuki Kompleks Makam Juang Mandor ini, bayangan pohon akasia yang tumbuh di pinggir kiri kanan jalan masuk ini membuat suasana menjadi enak, asri dan sejuk .... ada kesan damai layaknya sebuah makam.

Setelah menempatkan mobil di bawah keteduhan pohon saya kemudian keluar menuju rumah Pak Samad yang terletak di sebelah kanan jalan kira kira 100 meter dari jalan masuk. Di sebelah kiri atau tepat di hadapan rumahnya terdapat semacam papan pengumunan atau majalah di dinding dan selanjutnya ada lapangan luas di mana dibangun drama kejadian peristiwa pembantaian di Mandor oleh Jepang.
Rupanya pemiliknya tak ada di rumah, terlihat ada truk yang sedang membongkar tanah merah di lapangan depan diorama dan di awasi oleh Pak Samad, wajahnya lebih berseri kini di bandingkan pertemuan kami yang pertama dengan para jurnalis yang dipimpin oleh Sdr. Nur Iskandar, Alex Mering, Tanto Yakobus cs sekitar 3 tahun yang lalu.
Saat beliau berkeluh kesah betapa tidak adanya perhatian berbagai pihak yang berkompeten pada Makam ini. Kecerahan wajahnya sudah cukup bagi saya, tidak perlu lagi saya menanyakan asal usul pembiayaan tanah merah yang di turunkan dari truk ini.

Kemudian saya minta ijin untuk berkeliling kompleks pemakaman, biasanya pintu jalan untuk mengakses makam ini selalu di kunci oleh Pak Samad untuk mencegah masuknya orang yang tidak bertanggungjawab.

Di bagian belakang Diorama juga telah di bangun pagar dari batako dan semak belukar yang ada juga sudah di bersihkan, kemudian di Makam 10 juga sudah di pagar dengan batako, cuma sayang terlalu tinggi sehingga unsur estetikanya hilang, namun pasti ada alasan Pak Samad dengan pagar itu, kelak kita akan tahu, setelah berkeliling cukup lama akhirnya saya memutuskan untuk segera pulang karena ada kegiatan lain menunggu di Pontianak, yang baru saya ketahui dari handphone.

Sejenak saya berhenti untuk pamit dengan Pak Samad, tak sempat banyak bertanya lagi karena beliau juga sibuk mengawasi pekerjaan penimbunan tanah merah.

Nah apapun adanya, sumber biaya kegiatan ini tak penting, yang ingin saya sampaikan kepada rekan-rekan melalui tulisan ini adalah bahwa apa yang getol kita perjuangkan bersama yaitu: perhatian untuk Makam Juang Mandor kita mulai menunjukan hasilnya, semoga berlanjut dan lebih terarah kelak.

Salam hangat untuk Rekan rekan yang selalu seia sekata untuk kemajuan Makam Juang Mandor antara lain: Nur Iskandar, Alex Mering, Tanto Yakobus, Akim dan yang lainnya.


Ir. Andreas Acui Simanjaya
andreasacui@yahoo.com

1. Foto Pak Samad dan keluarganya semasa beliau masih muda.
2. Foto Pak Samad yang sedang mengawasi pekerjaan di halaman depan makam Juang Mandor.

foto-foto By Andreas Acui Simanjaya
Read More....

Monday, August 20, 2007

Komitment Pers di Kalbar Terhadap Peristiwa Mandor


Salut buat Sdr. Tanto Yakobus, karena inisiatifnya membuat blogspot tentang Peristiwa Mandor. Blogspot ini sangat bermanfaat untuk mengumpulkan berbagai pengalaman / kenangan tentang peristiwa Mandor itu sendiri baik yang dialami sendiri maupun merupakan informasi yang terkumpulkan dari invetigasi maupun cerita dari pihak yang mengetahui persisnya kejadian peristiwa Mandor itu sendiri dan juga kumpulan reaksi serta tanggapan berbagai pihak yang up to date pada saat ini. Artinya bagaimana sudut pandang generasi masa kini untuk kejadian yang silam dalam Peristiwa Mandor.

Saran saya bagaimana jika di buat semacam komitment bersama dari para sesama rekan pers di Kalbar agar selalu memberikan sumbangsih tulisan hasil investigasinya tentang Peristiwa Mandor pada blogspot ini, sebab sebagai jurnalis yang baik tentunya rekan rekan punya naluri dan intuisi jika dalam tugasnya sehari hari menemukan narasumber yang tahu atau interest terhadap Peristiwa Mandor.

Juga akan lebih baik jika Blogspot ini di link pada berbagai pihak di Jepang agar ada juga sudut pandang dan barangkali arsip / bukti ontetik yang mereka miliki, semasa itu para wartawan Jepang juga membuat dokumentasi dan pemberitaan berkenaan dengan kejadian Peristiwa Mandor ini, sudah saatnya pihak Jepang terutama para jurnalisnya turut berpartisipasi untuk memberikan informasi yang sahih tentang peristiwa Mandor ini.

Suatu saat isi blogspot ini dapat menjadi wadah untuk menyatukan semua kepingan puzzle / teka teki menjadi satu gambaran yang nyata mengenai Peristiwa Mandor secara utuh.


Salam Hangat,

Ir. Andreas Acui Simanjaya
August 17, 2007 8:04 AM


Foto: Andreas Acui Simanjaya (dua dari kanan) saat menghadiri peringatan Hari Berkabung Daerah tanggal 28 Juni 2007 di kompleks Makam Juang Mandor.
Read More....