Sejak tahun 2002 setiap tahun memasuki bulan Juni, dipikiran kami timbul kembali samar-samar bayangan tentara Jepang membantai rakyat Kalbar semasa penjajahan 1942 – 1945 tanpa perikemanusiaan, yang banyak kami dengar cerita-cerita dari mulut ke mulut maupun membaca koran-koran serta buku-buku. Seperti dokumentasi yang ada di Pemerintah Daerah Kalbar, tercatat 21.037 jiwa rakyat Kalbar telah menjadi korban keganasan tentara Jepang pada masa itu. Dimana sebagian kecil diungkapkan dan terbaca dikoran penguasa “BORNEO – SINBUN” – Pontianak terbitan No.135 tanggal 1 Sitigatu 2604 (1 Juli 1944) dengan headline sebagai berikut :
Komplotan Besar jang mendoerhaka oentoek melawan Dai Nippon soedah dibongkar sampai ke akar-akarnja.
Inti berita ini kami mengkutipnya sebagian yang penting seperti dibawah ini :
Semendjak itoe pemeriksaan teliti telah diteroeskan terhadap Dokoh Pontianak serta beberapa ratoes orang bersangkoetan jang soedah ditahan, maka ackhirnja terbongkar dengan senjata-senjatanja komplotan besar oentoek melawan Dai Nippon jang sangat mengedjoetkan orang.
Oleh karena itoe baroe-baroe ini dalam Sidang Majelis Pengadilan Hoekoem Ketentaraan Angkatan Laoet kepala-kepala komplotan serta lain-lainnya telah didjatoehkan hoekoem mati, maka pada tanggal 28 Rokugatu mereka poen telah ditembak mati.
Pengoemoeman Pasoekan didaerah ini pada tanggal 1 Sitigatu tahoen 19 Syowa serta berita koran penguasa diatas, tanggal 28 Rokugatu (28 Juni) pejuang-pejuang kita dieksekusi. Berdasarkan tanggal inilah Pemda Kalbar menetapkan 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah.
Kami merasa bersyukur dan menghargai Pemerintah Daerah beserta wakil-wakil rakyat Kalimantan Barat yang akhirnya telah menetapkan tanggal 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah untuk memperingati tragedi pembantaian terhadap 21.037 jiwa rakyat Kalbar oleh rezim tentara Jepang.
Semenjak tahun yang lalu, Pemda juga menginstruksikan agar masyarakat Kalbar menaikkan bendera Merah Putih setengah tiang pada tanggal 28 Juni sebagai wujud menghormati serta menghargai pengorbanan para pejuang-pejuang kita yang telah menjadi korban keganasan tentara Jepang.Untuk itu Kita sebagai anak bangsa marilah tanamkan kesadaran Nasionalisme dan setia menjaga serta memelihara kemerdekaan yang di wariskan ini , mari kita mendoakan arwah para pahlawan Kalimantan Barat yang menjadi tumbal perjuangan kemerdekaan , kiranya mendapatkan ketenangan abadi,amin .
Demikianlah tulisan kami berdasarkan kliping-kliping yang tersimpan dengan harapan kita tidak melupakan sejarah dan bukan cari dendam. Seperti kata bijak Tionghoa kuno berbunyi :
Chian She Puk Wang, Hou She Che Se ,yang artinya :
Kejadian yang lalu tidak dilupakan, adalah guru dimasa yang akan datang.
Salam Sejahtera.
X.F. Asali
Jl.Sisingamangaraja, Pontianak
Komplotan Besar jang mendoerhaka oentoek melawan Dai Nippon soedah dibongkar sampai ke akar-akarnja.
Inti berita ini kami mengkutipnya sebagian yang penting seperti dibawah ini :
Semendjak itoe pemeriksaan teliti telah diteroeskan terhadap Dokoh Pontianak serta beberapa ratoes orang bersangkoetan jang soedah ditahan, maka ackhirnja terbongkar dengan senjata-senjatanja komplotan besar oentoek melawan Dai Nippon jang sangat mengedjoetkan orang.
Oleh karena itoe baroe-baroe ini dalam Sidang Majelis Pengadilan Hoekoem Ketentaraan Angkatan Laoet kepala-kepala komplotan serta lain-lainnya telah didjatoehkan hoekoem mati, maka pada tanggal 28 Rokugatu mereka poen telah ditembak mati.
Pengoemoeman Pasoekan didaerah ini pada tanggal 1 Sitigatu tahoen 19 Syowa serta berita koran penguasa diatas, tanggal 28 Rokugatu (28 Juni) pejuang-pejuang kita dieksekusi. Berdasarkan tanggal inilah Pemda Kalbar menetapkan 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah.
Kami merasa bersyukur dan menghargai Pemerintah Daerah beserta wakil-wakil rakyat Kalimantan Barat yang akhirnya telah menetapkan tanggal 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah untuk memperingati tragedi pembantaian terhadap 21.037 jiwa rakyat Kalbar oleh rezim tentara Jepang.
Semenjak tahun yang lalu, Pemda juga menginstruksikan agar masyarakat Kalbar menaikkan bendera Merah Putih setengah tiang pada tanggal 28 Juni sebagai wujud menghormati serta menghargai pengorbanan para pejuang-pejuang kita yang telah menjadi korban keganasan tentara Jepang.Untuk itu Kita sebagai anak bangsa marilah tanamkan kesadaran Nasionalisme dan setia menjaga serta memelihara kemerdekaan yang di wariskan ini , mari kita mendoakan arwah para pahlawan Kalimantan Barat yang menjadi tumbal perjuangan kemerdekaan , kiranya mendapatkan ketenangan abadi,amin .
Demikianlah tulisan kami berdasarkan kliping-kliping yang tersimpan dengan harapan kita tidak melupakan sejarah dan bukan cari dendam. Seperti kata bijak Tionghoa kuno berbunyi :
Chian She Puk Wang, Hou She Che Se ,yang artinya :
Kejadian yang lalu tidak dilupakan, adalah guru dimasa yang akan datang.
Salam Sejahtera.
X.F. Asali
Jl.Sisingamangaraja, Pontianak
No comments:
Post a Comment