Friday, June 27, 2008

Gubernur Instruksikan Pengibaran Bendera Setengah Tiang


28 Juni, Masyarakat Diajak Renungkan HBD

Andry
Borneo Tribune, Pontianak

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor pada 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah (HBD) Provinsi Kalimantan Barat, Bab IV pasal 5 menetapkan Mandor sebagai Hari Berkabung Daerah yang wajib dilaksanakan setiap tahunnya dengan kegiatan-kegiatan yang merenungkan dan memaknai kejuangan nasional tersebut. Oleh karena itu, Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH melalui Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Drs.H Syakirman menginstruksikan kepada instansi vertikal, pemerintah daerah, lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, BUMN dan BUMD, swasta serta di setiap rumah penduduk di wilayah Provinsi Kalimantan Barat untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama satu hari pada tanggal 28 Juni 2008.

Instruksi ini untuk menghargai sekaligus menghormati jasa para pejuang dan rakyat Kalimantan Barat yang gugur dalam peristiwa Mandor sebagai syuhada pada masa perjuangan merebut kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari penjajahan Jepang.

Dalam memperingati Hari Berkabung Daerah 2008, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat tetap melakukan beragam aktivitas seperti upacara dan ziarah ke Monumen Daerah Mandor yang dikoordinir oleh pemerintah daerah bersama masyarakat Kalimantan Barat.

Kemudian mengibarkan bendera merah putih setengah tiang selama satu hari di lingkungan instansi vertikal, instansi pemerintah daerah, lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta dari tingkat sekolah sampai Perguruan Tinggi, BUMN dan BUMD dan swasta di wilayah provinsi Kalimantan Barat.
“Untuk tahun 2008, peringatan Hari Berkabung Daerah akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 Juni 2008 dengan kegiatan ziarah rombongan ke Makam Juang Mandor,” jelasnya panjang lebar.

Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Informasi dan Kearsipan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Drs. Herry Djaoeng menambahkan masyarakat Kalimantan Barat perlu menyadari sekaligus meresapi secara mendalam makna dari HBD itu sendiri. Hal itu penting untuk dilakukan oleh semua elemen masyarakat dalam memberikan penghormatan terhadap perjuangan nenek moyang mereka. “Kalau kita saja tidak peduli, lantas siapa lagi yang akan mengindahkan perjuangan itu,” tegasnya singkat.

Menurutnya, peran serta yang dapat dilakukan masyarakat dalam memperingati HBD pada tahun ini dapat dilakoni dengan cara pengibaran bendera setengah tiang di rumah mereka maupun setiap instansi yang berada di Kalimantan Barat.

Masyarakat pun diharapkan berpartisipasi dalam meramaikan peringatan upacara sekaligus ziarah ke Monumen Daerah Mandor pada 28 Juni 2008.

Sementara itu HBD juga dimaknai Dinas Diknas dengan melakukan lokakarya penyusunan kurikulum untuk muatan lokal. “Materi perjuangan rakyat Kalbar melawan Jepang yang terkenal dengan tragedi Mandor akan masuk dalam muatan lokal,” ungkap Paimin Slamet saat tampil dalam dialog “Mandor Meeting” di The Roof Cafe beberapa waktu yang lalu.
Kegiatan yang diinisiasi Borneo Tribune dan Tribune Institute itu menyusun desain besar perjuangan rakyat Kalbar yang terkenal dengan Tragedi Mandor untuk ditata sedemikian rupa sehingga dapat dimaknai secara progresif dalam tataran lokal, nasional dan internasional. Demikian lantaran jumlah korban yang mencapai 21.037 jiwa bukan angka kecil serta menimbulkan banyak asa dan rasa. Dengan demikian dibutuhkan asa, asih dan asuh.

No comments: