Friday, June 27, 2008

Menjelang Hari Berkabung Daerah Makam Mandor di bersihkan


Tanggal 28 Juni sebagai hari Berkabung Daerah sudah dekat, saya tertarik untuk mengunjungi kompleks pemakaman massal ini untuk melihat dari dekat persiapan yang dilakukan untuk menyambut hari bersejarah ini, hari dimana sebagian besar pendahulu kita menghadapi sakratul mautnya ditangan kekejaman tentara Jepang saat itu, sekurangnya 21.037 orang yang terpaksa kehilangan nyawanya di Mandor pada masa itu.

Saat berkunjung di Makam Mandor pada tanggal 22 Juni ini saya mendapati ada beberapa orang yang dengan giatnya sedang memotong rumput dan semak di sepanjang jalan yang menghubungkan satu persatu lokasi pemakaman massal dari makam no 1 sampai makam no 10 juga di Taman bagian depan pintu gerbang masuk ke Makam.

Sebagian dari pekerja mengunakan parang dan sapu untuk memotong dahan pohon yang dapat menghalangi jalan dan membersihkan semua sampah yang ada, deru suara mesin potong rumput yang di panggul di punggung, memecahkan kesunyian kompleks pemakaman massal ini, aroma rumput dan semak yang terpotong menimbulkan suasana alam yang segar.
Semua persiapan ini tentunya dimaksudkan agar pada tanggal 28 Juni ini, semua penziarah yang di perkirakan dapat mencapai ribuan orang dengan mudah mengunjungi makam yang ada satu persatu.

Menjelang Hari Berkabung Daerah yang jatuh pada tanggal 28 Juni 2008, Makam Juang Mandor dibersihkan, sebanyak 6 tenaga kerja dari Pontianak di kerahkan untuk memrapikan komplek pemakaman massal di Mandor.

Para pekerja ini dipekerjakan oleh Dinas Sosial Kalbar untuk membersihkan areal Makam.

“kami semua dari Pontianak sudah 3 hari di sini, mungkin lusa (25/5/08) sudah pulang” kata salah satu pekerja saat diajak bicara sambil di tawari air minum kemasan.

Semoga saja para Arwah Pahlawan sejumlah 21.037 yang dibunuh secara kejam oleh tentara Jepang memaklumi segala kesibukan dan hiruk pikuk para pekerja ini, setidaknya dari waktu kewaktu kami para generasi muda semakin menyadari pengorbanan yang terjadi dalam rangka mendapatkan kemerdekaan ini sangat mahal harganya, sedikit saja kita lengah saat itu, mungkin hari ini kita semua sudah berbahasa Jepang dan bertingkah laku layaknya orang Jepang, mengingat rencana Jepang saat itu yang ingin memusnahkan satu generasi di Kalbar sehingga generasi muda yang tertinggal mudah di cekoki dan jadikan orang Jepang lokal, beruntung rencana busuk ini dapat di patahkan berkat perjuangan keras para pendahulu kita, perngorbanan sejumlah 21.037 tidak akan pernah sia sia, setidaknya jika kita semua selaku stake holder Kalbar dapat menyelami dan mahami betapa mahalnya pengorbanan yang diberikan oleh para korban yang kini terbaring di areal pemakaman massal ini demi Kalimantan Barat, maka akan sangat disayangkan jika kita para generasi mudah tidak dapat menjaga semangat dan contoh yang ditinggalkan para pahlwan ini, semuanya bersatu padu, tidak memandang suku dan etnis demi kemerdekaan Kalbar ini, tugas kita setidaknya dapat menjaga semangat bersatu untuk bersama sama membuat kemajuan di Kalbar ini, tanpa mempermasalahkan etnis, suku, golongan dan Agama.

Salam Hangat,
Andreas Acui Simanjaya

No comments: